"GraduationSick"

Wisuda seharusnya menjadi moment yang bahagia, happy-happy dan senang-senang. Kodak sana-sini. But not for me. Entahlah. Sudah seminggu sejak graduation day, tapi masih sedih. Air mata jatuh sendiri kala kosong, kala sendiri mengingat-ingat momen wisuda. Ada gitu yaa orang sedih saat wisuda. Bukannya hari itu adalah pertanda bahwa segala beban (per)kuli(ahan), skripsweet, dan sebagainya sudah berakhir? Seharusnya merasa lega dan happy. Iyaa... tapi tetap saja sedih. Agak aneh memang. Orang lain mungkin bilang "Ahhh.. lebay!", "Ishh!Melankolis", "Dasar cengeng", "Ga mungkin!muna!", bla, bla, blah, blah. Namun, begitulah kenyataannya. I am still sad. Nyesek. Ada yang gantung rasanya. Lebih nyesek lagi kalau ga dituangkan. Sedih sekali meninggalkan seluk beluk, suka duka, riuk pikuk, gurauan dikampus. Ini adalah jenjang pendidikan terlama yang pernah dijalani. Dulu waktu SMP dan SMA kenangannya ga begitu terasa. Saat farewell SMA I even felt nothing, plain, free, and happy because I had to leave that place and continued to focus on what I really want to study in college. But, now.. it is really different. Saat di bangku universitas inilah semuanya berubah. I found the real me in this stage. Ikut organisasi ini itu (ga banyak sih) tapi kenangannya, moment-moment bersama. Ahhhhh... *tears*. Hampir lima tahun dan friendship yang terjalin begitu erat. Gamau pisah! Belum kuat rasanya mental dan hati meninggalkan kampus. Coba bayangkan! Nanti kalau sudah kerja atau berumah tangga ga akan ada lagi moment-moment seperti saat kuliah. No more hanging out. No more working in group. Everything will be different.
Itu yang paling menyesakkan dada saat graduation day kemarin. Lantas ada lagi. Allah merenggut sedikit nikmat sehat saat wisuda kemarin. I was sick and vomited for 3 times during the ceremony. My emotion was not stable at that time. Padahal pengen foto banyak-banyak sana sini sama Ibuk Susi, Bapak Esy, miss.Witri, sama orang tua, sama teman-teman seperjuangan, sama teman-teman K4 yang wisuda hari itu, dll. Tapi karena kondisi ga begitu stabil jadinya lupa, ndak mood, dan banyak kehilangan moment penting. Ahh! Nia... dangkal sekali jika gara-gara itu saja sedih. Terkesan egois dan tidak bersyukur. Kan cuma foto dan bisa di ambil dilain waktu. I have to wake up! Coba lihat pada yang lain. Orang lain mungkin ada yang ayah ibunya tidak bisa datang, ada juga mungkin yang tidak bisa berfoto, ada yang terlambat, dsb. Susah sekali rasanya memerima takdir yang satu ini. Sudah lewat memang, tapi masih terkenang.
Terimakasih yang sebesar-besarnya pada orang tua, yang sering ngomel-ngomel dan menggerutu, pada para dosen dan guru. Rasanya "kotor" dan "kecil" sekali diri ini saat wisuda kemarin. Seringkali prasangka-prasangka dan omelan tertuju pada para guru dan dosen. Maafkan nia, pak, buk. Terimakasih yang diberikan rasanya tidak cukup. Sedih se-sedih sedihnya, haru se-haru harunya. Make up pun sampai luntur gegara menangis...
I wish that I could return to the past and fix everything. No nia, Allah doesn't like that "wish". Now you know and gotta learn from that moment, from the years you have passed.

Alhamdulillah...

Comments

Popular Posts